Bermula dari kekesalan karena virus kerap menyerang komputernya, Arrival
Dwi Sentosa, berinisiatif menciptakan program anti-virus sejak awal
2009 lalu. Anti-virus tersebut ia buat dengan belajar secara otodidak
dari berbagai sumber buku untuk pemula. Arrival yang sama sekali tidak
memiliki latar belakang khusus di bidang teknologi informatika ini
kemudian menamakan anti-virus ciptaannya dengan nama unik, "Nyit-Nyit."
Tapi, seiring dengan banyaknya pengunduh yang berasal dari dalam dan
luar negeri. Arrival kemudian mengganti nama antivirus ciptaannya dengan
nama Artav, singkatan dari Arrival dan Taufik. Taufik adalah nama sang
kakak yang turut membantu dalam hal desain anti-virus tersebut.
“(Programnya) saya buat dalam waktu sekitar satu tahun. Jadi, saya pribadi dulu (yang pakai) waktu itu, lalu saya kasih ke teman. Teman saya bilang bagus, lalu saya publikasikan ke internet”.
Hingga kini, sudah lebih dari 1,3 juta orang dari dalam dan luar negeri mengunduh anti-virus Artav. Beberapa negara yang sudah mengunduh anti-virus ini di antaranya Malaysia, India, Perancis, Jerman dan AS. Anti-virus lokal terbaik ketiga di Indonesia ini mampu melumpuhkan sekitar 1.031 jenis virus lokal dan internasional yang sering menyerang komputer.
“(Programnya) saya buat dalam waktu sekitar satu tahun. Jadi, saya pribadi dulu (yang pakai) waktu itu, lalu saya kasih ke teman. Teman saya bilang bagus, lalu saya publikasikan ke internet”.
Hingga kini, sudah lebih dari 1,3 juta orang dari dalam dan luar negeri mengunduh anti-virus Artav. Beberapa negara yang sudah mengunduh anti-virus ini di antaranya Malaysia, India, Perancis, Jerman dan AS. Anti-virus lokal terbaik ketiga di Indonesia ini mampu melumpuhkan sekitar 1.031 jenis virus lokal dan internasional yang sering menyerang komputer.
Berkat prestasinya ini, Arrival diundang oleh civitas akademika Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk menyampaikan kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa, dosen dan pakar telematika Indonesia. Anti-virus Artav ciptaan Arrival diakui sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia oleh para pakar telematika yang hadir dalam kuliah umum ini. Pakar telematika Indonesia yang juga anggota Komisi I DPR RI, Roy Suryo, menyebut pola pikir Arrival sudah melebihi anak-anak seusianya. Arrval tidak hanya sekadar menjadi pengguna, tapi juga berpikir untuk menciptakan sesuatu.
“Kalau lihat alasan dia membuat antivirus (adalah) gara-gara dulu pernah terkena virus. Biasanya kalau kena virus kita bikin virus lagi buat mengalahkan. Tetapi ini tidak, Arrival justru membuat anti-nya," puji Roy Suryo
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, yang juga Ketua Ikatan Alumni ITB, mengungkapkan kebanggaannya atas prestasi inovator cilik ini. Menurut Hatta, pemerintah harus mendorong, memotivasi dan mengembangkan kreativitas anak-anak Indonesia yang berpotensi turut berperan dalam industri kreatif di masa depan.
Pemerintah melalui Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia akan membantu proses hak paten anti-virus Artav ke Dirjen Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Selain itu, ITB juga akan menganugerahkan beasiswa bagi Arrival untuk kuliah di ITB kelak.